ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N DENGAN
HYPOTHYROID
Makalah Ini Disusun oleh :
Kelompok
Ruang 302
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2012-2013
Asuhan Keperawatan Ny. N dengan
Hypothyroid
Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu
makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap
kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh, dia
tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka merasa dingin walaupun
udara dilingkungan sangat panas. Ners Jimmy melakukan pemeriksaan fisik didapat
TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3oC. Miksedema ; hasil
rontgen thorax : efusi pleura.
1.
PENGKAJIAN
1)
Data
Pasien :
Nama : Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Februari 1968
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Menikah
Status pendidikan : SLTA
Diagnosa medis :
Hypothyroid
2)
Riwayat
penyakit :
Keluhan
Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013
dengan keluhan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak,
rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu
ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat
Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat
Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien
tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Pola
Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari
b. Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan
berkurang, anoreksia,
peningkatan berat badan, konstipasi, distensi
abdomen.
c. Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan
frekuensi denyut jantung, penurunan curah jantung
d. Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik
klien sangat lamban, lemah, cepat lelah, sakit pada
sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e. Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan daya pikir, berbicara
lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau
somnolen, bingung, hilang pendengaran.
f. Sistem reproduksi
Pada wanita : terjadi
perubahan menstruasi seperti amenore,atau masa menstruasi yang memanjang. Pria
: penurunan libido, impoten.
g. Sistem
Integumen
Kulit kasar, tebal dan bersisik, dingin
dan pucat, tidak tahan terhadap dingin, Pembengkakkan
dan edema kulit, terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki, pertumbuhan
kuku buruk, kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya
buruk.
h. Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan
sasial dengan lingkungannya, mengurung diri, depresi, apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2.
DATA FOKUS
DATA
SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKTIF
|
1.
Klien mengeluh tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini
2.
Klien mengeluh suka sesak
3.
Klien mengeluh rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir
4.
Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
5.
Klien mengatakan kuku juga mudah rapuh
6.
Klien tidak mengerti kenapa ini terjadi
7.
Klien mengeluh suka merasa dingin walaupun udara dilingkungan sangat
panas.
8.
Kemungkinan klien mengeluh malas beraktivitas
9.
Kemungkinan
klien ingin
tidur sepanjang hari
10. Kemungkinan klien mengeluh konstipasi,
11. Kemungkinan klien mengatakan mengalami penurunan berat badan
12. Kemungkinan klien mengeluh sakit pada sendi dan otot
13. Kemungkinan klien mengeluh pusing
14. Kemungkinan klien mengatakan perubahan menstruasi, masa
menstruasi yang memanjang
15. Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan terhadap dingin,
|
1. Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
2. Miksedema
3. Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
4. Kemungkinan klien terlihat malas beraktivitas
5. Kemungkinan lidah klien tampak menebal
6. Kemungkinan klien terlihat penurunan reflek
tendon
7. Kemungkinan klien terlihat gerak-gerik sangat lamban,
8. Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
9. Kemungkinan klien terlihat gerakan yang canggung lamban
10. Kemungkinan klien terlihat berbicara
lambat dan terbata-bata
11. Kemungkinan klien terlihat kelopak
mata turun dan wajah
bengkak,
12. Kemungkinan klien terlihat mengalami perlambatan daya
pikir
13. Kemungkinan klien terlihat mengalami gangguan memori
14. Kemungkinan klien terlihat perhatian kurang, letargi atau
somnolen, bingung
15. Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik,
dingin dan pucat
16. Kemungkinan klien terlihat adanya pembengkakkan dan edema kulit,
terutama di bawah mata dan di pergelangan kaki
17. Kemungkinan klien terlihat pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal
18. Kemungkinan terlihat rambut klien kering,
kasar; dan pertumbuhannya buruk
|
3. ANALISA DATA
DATA
|
PROBLEM
|
ETIOLOGI
|
DS
:
· Klien mengeluh suka sesak
· Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
· Kemungkinan klien mengatakan kesulitan saat bernapas
· Kemungkinan klien
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
· Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
· Klien terlihat sesak napas
· Kemungkinan klien terlihat menggunakan otot bantu
pernapasan
· Kemungkinan klien terlihat memegangi dada
· Kemungkinan klien terlihat cemas dan gelisah
|
Pola napas tidak efektif
|
Depresi ventilasi
|
DS
:
· Klien mengeluh suka sesak
· Klien mengatakan suaranya sudah seminggu ini parau
· Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
· Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
· Klien terlihat pucat
· Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
· Kemungkinan klien mengalami perbesaran jantung
· Kemungkinan klien terlihat memegangi dada
· Kemungkinan klien
|
Penurunan curah jantung
|
Degenerasi otot jantung (miokarditis)
|
DS :
· Klien mengeluh tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini
· Klien mengeluh suka sesak
· Klien mengeluh rambutnya rontok sangat banyak setiap
kali menyisir
· Klien mengatakan kuku juga mudah rapuh
· Kemungkinan klien mengeluh malas
beraktivitas
· Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO :
· Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
· Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
· Kemungkinan klien terlihat malas beraktivitas
· Kemungkinan lidah klien tampak menebal
· Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat lelah,
· Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik,
dingin dan pucat
|
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
Peningkatan metabolisme
|
DS
:
· Klien mengatakan tidak mengerti kenapa ini terjadi
· Kemungkinan klien mengeluh pusing
· Kemungkinan klien mengeluh tentang sakit dan gejala
yang dialami
· Kemungkinan klien mengatakan hal yang sama berulang
DO:
· Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
· Miksedema
· Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
· Kemungkinan klien terlihat mengalami perlambatan daya
pikir
· Kemungkinan klien terlihat mengalami gangguan memori
· Kemungkinan klien terlihat kurang perhatian, letargi atau somnolen, bingung
|
Perubahan proses berpikir
|
Perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP
|
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
|
TANGGAL
DITEMUKAN
|
TANGGAL TERATASI
|
1. Pola napas tidak efektif b.d depresi
ventilasi
2. Penurunan curah jantung b.d miokarditis, pembesaran jantung
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan
metabolisme
4. Perubahan proses berpikir b.d
perubahan fisiologis : penurunan stimulasi SSP
|
11 – 03 – 2013
11 – 03 – 2013
11 – 03 – 2013
11 – 03 – 2013
|
14 – 03 – 2013
14 – 03 – 2013
14 – 03 – 2013
14 – 03 – 2013
|
5.
INTERVENSI
NO
DX
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan pola napas tidak efektif dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
·
Menunjukkan pola napas efetif
·
Frekuensi dan kedalaman dalam
keadaan normal
·
Paru-paru jelas/bersih
·
Berpartisipasi dalam aktivitas meningkatkan fungsi paru
|
Mandiri :
1.
Kaji frekuensi, kedalaman
pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan
otot bantu / pelebaran nasal.
Rasional
: kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi peningkatan kerja napas.
Kedalam pernapasan bervariasi tergantng derajat gagal napas. Ekspansi dada
terbatas yang berhubungan dengan atelektasis atau nyeri dada pleuritik.
2.
Auskultasi bunyi napas dan catat
adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan pleural.
Rasional
: bunyi napas menurun ada bila jalan napas obstruksi sekunder terhadap
perdarahan, bekuan atau kolaps jalan napas kecil (atelektasis). Ronki dan
mengi menyertai obstruksi jalan napas / kegagalan pernapasan
3.
Tinggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambulasi sesegara
mungkin
Rasional
: duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernapasan.
Pengubahan posisi dan ambulasi meningkatkan pengisisan udara segmen paru
berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.
4.
Dorong / bantu pasien dalam
napas dalam dan latihan batuk.
Rasional
: dapat meningkatkan/ banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah
ketidaknyamanan upaya bernapas.
Kolaborasi
5.
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional
: menurunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan
tekanan meningkat/terbentuknya edema
6.
Berikan humidifikasi tambahan
misalnya : nebuliser ultrasonik
Rasional
: memberikan kelembaban pada membra mukosa
|
2
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan penurunan curah jantung dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
·
Penurunan episode dispnea, angina dan disritmia
·
Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
|
Mandiri
1.
Pantau frekuensi / irama jantung
Rasional
: takikardi atau disritmia dapat terjadi saat jantung berupaya untuk
menigkatkan curahnya berespons pada demam, hipoksia dan asiodosis karena
iskemia
2.
Auskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
Rasional
: memeberikan deteksi dini dan terjadinya komplikasi misalnya gagal jantung,
tamponade jantung
3.
Dorong tirah baring dalam posisi
semi-fowler
Rasional
: menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung
4.
Berikan tindakan kenyamanan
misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi dan kativitas hiburan dalm
toleransi jantung
Rasional
: meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian
5.
Dorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan pernapsan.
Rasional
: perilaku yang bermanfaat mengontrol ansietas, meningkatkan relaksasi,
menurunkan beban kerja jantung
6.
Selidiki nadi cepat, hipotensi,
penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan tonus jantung, penurunan
tingkat kesadaran.
Rasional
: manifestasi klinis dari tamponade jantung yang dapat terjadi pada
perikarditis bila akumulasi cairan dalam kantung perikardia membatasi
pengisian curah jantung
7.
Evaluasi keluhan lelah, dispnea,
palpitasi, nyeri dada kontinu
Rasional
: manifestasi klinis dari GJK yang dapat menyertai endokarditis atau
miokarditis
Kolaborasi :
8.
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional
: meningkatkan kesediaan oksigen untuk fungsi miokard dan menurunakn efek
metabolisme anaerob yang terjadi sebagai akibat dari hipoksia dan asiodosis
9.
Berikan obat-obatan sesuai
indikasi misalnya digitalis atau diuretik
Rasional
: dapat diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas miokard dan menurunkan
beban kerja jantung pada adanya miokarditis
|
3
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
·
Menunjukkan berat badan stabil atau meningkat
·
Peningkatan kekuatan otot
|
Mandiri
1.
Auskultasi bising usus dan kaji
apakah ada nyeri perut, mual atau muntah
Rasional
: kekuarangan kortisol dapat menyebabkan gejala gastrointestinal berat yang
mempengaruhi pencernaan dan absorpsi dari makanan
2.
Catat adanya kulit yang dingin
atau basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat, peka rangsang,
nyeri kepala, sempoyongan
Rasional
: gejala hipoglikemia dengan timbulnya tanda tersebut mungkin perlu pemberian
glukosa dan mengidentifikasikan pemberian tambahan glukokortikoid
3.
Pantau pemasukan maknaan dan
timbang berat badan setiap hari
Rasional
: anoreksia, kelemahan dan kehilangan pengaturan metabolisme oleh kortisol
terhadap maknana dapat megakibatkan penurunan berat badan dan terjadinya
malnutrisi
4.
Catat muntah mengenai jumlah
kejadian atau karakteristik lainnya
Rasional
: ini dapat membantu untuk menentukan derajat kemampuan pencernaaan atau
absorpsi makanan.
5.
Berikan atau bantu perawatan
mulut
Rasional
: mulut yang bersih dapat meningkatkan napsu makan
6.
Berikan lingkungan yang nyaman
untuk makan contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai, udara
yang tidak nyaman
Rasional
: dapat meningkatkan napsu makan dan memperbaiki pemasukan makanan.
7.
Berikan informasi tentang menu
pilihan
Rasional
: perencanaan menu yang disukai pasien dapat menstimulasi napsu makan dan
meningkatkan pemasukan makanan.
Kolaborasi
8.
Berikan cairan IV
Rasional
: memenuhi kebutuhan cairan/nutrisi sampai masukan oral dapat dimulai.
9.
Awasi pemeriksaan laboratorium,
misalnya Hb/Ht dan elektrolit
Rasional
: indikator kebutuha cairan / nutrisi dan keefktifan terapi dan terjadinya
komplikasi
10. Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik
: atropin, propantelin bromida
Vitamin
larut dalam lemak : B12, Kalsium
Rasional
: mengontorl dan meningkatkan pencernaan dan absorpsi nutrien.
|
4
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah keperawatan perubahan proses berpikir mengenai
kondisi dan pengobatan dapat teratasi dengan kriteria hasil
:
·
Berpartisipasi dalam proses belajar
·
Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi / prognosis dan aturan terapeutik
·
Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan
|
1.
Orienteasikan pasien terhadap
waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
Rasional
:meningkatkan pola pikir dan daya ingat klien tentang sesuatu
2.
Berikan stimulasi lewat
percakapan dan aktivitas yang tidak bersifat mengancam
Rasional
: memudahkan stimulasi dalam batas-batas toleransi pasien terhadap stres
3.
Jelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan
proses penyakit
Rasional
: meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan kognitif dan
mental merupakan akibat dan proses penyakit
Kolaborasi :
4.
Konsultasikan dengan ahli
Psikologi tentang therapy yang cocok untuk masalah klien
Rasional
: memperbaiki proses berpikir
|
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/
Tanggal
|
No.DX
|
Implementasi
dan Hasil
|
Paraf
|
|
1
|
1.
Mengkaji frekuensi, kedalaman
pernapasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernapasan, termasuk penggunaan
otot bantu / pelebaran nasal.
2.
Mengauskultasi bunyi napas dan
catat adanya bunyi napas adventisius, seperti krekels, mengi, gesekan
pleural.
3.
Meninggikan kepala dan bantu
mengubah posisi. Bangunkan pasien turun tempat tidur dan ambulasi sesegara
mungkin
4.
Mendorong atau membantu pasien
dalam napas dalam dan latihan batuk.
5.
Memberikan oksigen sesuai
indikasi
6.
Memberikan humidifikasi tambahan
misalnya : nebuliser ultrasonik
|
|
|
2
|
1.
Memantau frekuensi / irama
jantung
2.
Mengauskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4
3.
Mendorong tirah baring dalam
posisi semi-fowler
4.
Memberikan tindakan kenyamanan
misalnya gosokan punggung dan perubahan posisi dan kativitas hiburan dalm
toleransi jantung
5.
Mendorong penggunaan teknik
manajemen stres misalnya bimbingan imajinasi, latihan pernapsan.
6.
Menyelidiki nadi cepat,
hipotensi, penyempitan tekanan nadi, peningkatan CVP, perubahan tonus jantung,
penurunan tingkat kesadaran.
7.
Mengevaluasi keluhan lelah,
dispnea, palpitasi, nyeri dada kontinu
8.
Memberikan oksigen sesuai
indikasi
Berikan
obat-obatan sesuai indikasi misalnya digitalis atau diuretik
|
|
|
3
|
1.
Mengauskultasi bising usus dan
kaji apakah ada nyeri perut, mual atau muntah
2.
Mencatat adanya kulit yang
dingin atau basah, perubahan tingkat kesadaran, nadi yang cepat, peka
rangsang, nyeri kepala, sempoyongan
3.
Memantau pemasukan maknaan dan
timbang berat badan setiap hari
4.
Mencatat muntah mengenai jumlah
kejadian atau karakteristik lainnya
5.
Memberikan atau membantu
perawatan mulut
6.
Memberikan lingkungan yang
nyaman untuk makan contoh bebas dari bau tidak sedap, tidak terlalu ramai,
udara yang tidak nyaman
7.
Memberikan informasi tentang
menu pilihan
8.
Memberikan cairan IV
9.
Mengawasi pemeriksaan
laboratorium, misalnya Hb/Ht dan elektrolit
10. Memberikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik
: atropin, propantelin bromida
|
|
|
4
|
1.
Orienteasikan pasien terhadap
waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
2.
Berikan stimulasi lewat
percakapan dan aktivitas yang tidak bersifat mengancam
3.
Jelaskan kepada pasien dan
keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan akibat dan
proses penyakit
4.
Konsultasikan dengan ahli
Psikologi tentang therapy yang cocok untuk masalah klien.
|
|
1. EVALUASI
Hari
/ Tanggal
|
No.
DX
|
Evaluasi
|
Paraf
|
|
1
|
S : Klien mengatakan
sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot tambahan
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
|
|
2
|
S : Klien tidak mengeluh sesak
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan tidak cepat lelah
O : Klien terlihat tidak sesak
Klien terlihat mukosa dan membran lembab
Klien terlihat tidak pucat dan tonus otot baik
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
|
|
3
|
S : Klien mengatakan sudah napsu makan kembali
O : Klien terlihat menghabiskan porsi makan
Klien terlihat tobus otot membaik
Klien terlihat rambut rontok berkurang
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
|
|
4
|
S : Klien memahami tentang kondisi penyakit klien, proses
pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan program dari
pendidikan kesehatan yang di ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar